Cinta semalam di kota pare-pare.
Ada tempat yang selalu ingin aku kunjungi jika
ada di kota ini. Suasananya indah, Air laut yang menggoda bibir pantai
membuatku tak ingin meninggalkan tempat ini. Lampu-lampu nelayan menghiasi laut
malam yang gelap. Dimana lagi kalau
bukan pasar malam yang letaknya dekat laut yang menghubungkan kota pare-pare
dengan kota-kota di pesisir kalimantan.
Saya selalu duduk menikmati indahnya dunia
malam di sini. Menghirup udara malam yang menyentuh hingga ke tulang-tulang. Di
tempat ini pula aku bertemu untuk pertama kalinya dengan seorang lelaki. Aku
dengannya janjian untuk bertemu di sini. Sudah lama aku menunggu untuk bertemu
dengannya. 18 tahun adalah waktu yang lumayan lama bagiku untuk bisa menatap
wajahnya langsung.
Pertemuan yang
pertema itu tak pernah aku lupakan. Pertemuan yang membuatku tahu siapa wajah
yang mirip denganku sebenarnya.
Malam ini,
saat aku dan teman-teman menghabiskan liburan di kota pare-pare, pertemuan itu
kembali terbayang. Masih terekam jelas dalam ingatanku saat lelaki itu dengan
lembut memegang tanganku. Kuturuti saja maunya karena kufikir aku tak akan
bertemu lagi. Ia menatapku penuh cinta dan terus menatapku. Saat ia ingin
mencium keningku, aku tersadar bahwa hatiku belum tersentuh dengan cintanya.
Aku tak mau dicium tanpa rasa cinta. Dia memang lelaki yang kusayang tapi tidak
kucintai. Segera mungkin kutarik tanganku dan
berpaling dari pandangannya. karena bagiku, sayang bisa dengan siapa
saja tetapi cinta tumbuh karena bercampurnya hati dan daging.
Setelah
pertemuan terakhir itu, aku tak tahu lagi kabarnya hingga malam ini.
Tuhan......
Berilah ia
keindahan hidup bersama wanita pilihannya. Jadikan anak-anaknya taat padamu.
Berilah mereka rezki dan kesehatan.
__berbagi Ayah dengannya adalah hal biasa__
__berbagi Ayah dengannya adalah hal biasa__