Setiap bulan aku tak pernah melewati untuk mengisi si Hijau nama special yang kuberikan pada blogku yang baik. dia selalu memuat apa yang igin kuceritakan tanpa pernah mengeluh sedikit pun. Dari si hijaulah, banyak orang pengguna goole mengajakku berkenalan. Yah... untuk bertukar pendapat mengenai blog dan tuisanku yang tidak sedikit orang mencela dan memujinya.
Tak
terasa bulan april sudah berakhir kewajibanku memberi makan si hijau hampir terlupakan karena menulis di tempat lain.
Namun walau sedikit mepet aku akan bercerita pada si hijau tentang cerita cinta yang belakangan ini sedikit menggelitik yang entah kenapa aku tergoda untuk menulisnya. Cekidot!!!
CMBK (cinta monyet bersemi kembali)
Siapa yang
tidak pernah merasakan cinta monyet? Bohong kalau tidak. Atau mungkin cinta
kucing (malu-malu tuk ngungkapin). Sejarah cintaku dengan dia dimulai tahun
2006. Seingatku, waktu itu aku masih kelas 1 SMP alias 1 Mts. Benar, aku anak
pesantren waktu itu.
Dia
seniorku beberapa tahun di atas. Yah..
hanya sempat menggodaku lalu ia lulus. Dan godaannya itu setiap malam
menghantui. Aku menyimpan salam yang ia titip lewat temannya di dalam hatiku
rapat-rapat.
Beberapa
tahun tak pernah ada kabar, kata temanku ia lanjut di luar negeri. Tapi entah
luar negerinya di mana.
Setelah salam
yang ia pernah titip itu berkarat akibat tak terurus dengan sapaannya. Aku
sudah membuangnya jauh-jauh. Apalagi ditambah beberapa manusia yang mengajakku
berkenalan. Meski kuakui sesekali aku berfkir tentangnya “seperti apa yah...
dia sekarang”
Sampailah
suatu ketika aku bertemu dengannya di suatu sosial media. Awalnya aku tak
begitu merespon tapi setelah ia berdogeng mengingatkanku tentang masa jahiliyah
dulu saat aku begitu menggebu-gebu dengan salam yang ia titipkan. Aku mulai mengingat
semuanya. Hatiku tak karuan. Aku ingin menolak pernah melewati masa itu. tapi
setelah ia katakan “katanya kamu mencariku” hatiku pecah. Tiap pecahannya berteriak
“aku menunggu sejak pertama kali kau mentipkan salam”
Letupan cinta di hatiku kian terdengar
nyaring. Seketika aku mengingat lirik lagu afgan “jodoh pasti bertemu”. Wajahku
makin merona saat ia katakan aku sudah terlihat dewasa ketimbang terakhir
melihatku di kelas 1 smp (iyalah itu sudah 8 tahun yang lalu).
Ia juga bercerita kalau ia sekarang
sudah punya pekerjaan dan rumah. Terakhir yang membuatku hampir pingsan saat ia
mengatakan ingin ke rumahku. Sedikit jaim aku menjawab “terserah”
Kejutan yang ia berikan dan tak akan
terlupakan dibulan april adalah saat ia datang ke rumah denga membawa keluarga.
“Tuhan ... ini bukan bahagia tapi
musibah” saat diantara keluarganya berbisik sambil menyambut uluran tanganku
“perkenalkan aku Ana, istri ka’ dodo (nama disamarkan).
Menyusul
seminggu kemudian kudapati inboxku berisi “itu istriku, kamu miripkan”
Hahahah.... aku sedikit tertawa selebihnya sakit. Tapi
sudahlah... ini cinta monyet yang selamanya jadi monyet. Aku hanya menunggu cinta yang luar biasa dengan
segudang cita-cita yang telah kususun.
Kepada si Hijauku sayang...
“Sekarang
aku lebih mencintaimu, ketimbang dia” sambil
memelas menerima takdir.
__Tuhan
lebih tahu cinta seperti apa yang terbaik untuk hambanya__
0 komentar:
Posting Komentar