Kita mengenal apa itu rasa. Tapi jika ditanya pengertian
rasa, maka kita akan berfikir sejenak lalu berkata “kenapa susah yah untuk dijelaskan”
sebulan sudah tidurku tak nyenyak tapi makan
makin banyak. Setiap malam aku memikir satu nama. Tidak biasanya aku memikirkan
wajahnya seintens ini. entah apakah karena sering bertemu memadu pandang atau
sebaliknya, saling berjarak.
Setiap kurebahkan badanku lalu meraih selimut
untuk menjulurkan ke seluruh tubuh, bayangannya datang. Aku terusik bahkan
seperti ingin berteriak. Aku sungguh terganggu.
Rasa terganggu ini beda ternyata, rasanya
indah dan memompa semangat di setiap aliran darahku. Hanya saja rasa ini
mengganggu konsentrasiku melakukan hal-hal lain.
Setiap waktu ketika kulihat matanya, aku
merasa duniaku begitu panjang. Aku ingin hidup seribu tahun lamanya. Sungguh,
aku mulai merasakan bahwa bersamanya adalah kebahagiaan. Dulu ketika kuputuskan
untuk pergi meninggalkannya dan berniat bahwa di luar akan kutemui sukses dan
calon imamku, aku tak pernah berfikir untuk ingin hidup bersama satu atap. Karena
yang ia butuhkan adalah kerja kerasku untuk membuatnya bahagia lewat materi.
Seiring berjalannya waktu aku merasa bahwa kebahagiaan
bukan hanya soal materi tapi kebersamaan.
Ibu, kuputuskan untuk pulang. impianku bisa
saja kudapatkan esok tapi hidup bersamamu tidak dua kali.
Ibu, mimpiku kemarin terlalu indah. Tapi untuk
pilihan pulang dan membangun kembali kebersamaan dalam keluarga adalah syurga.
Di sana kita kembali membangun istana dari
pondasi dasar. Aku berjanji untukmu. Aku mencintaimu lebih dari segalanya.
Ibu, tapi untuk sekarang tolong jangan
menanyakan kapan diriku selesai. Karena kalimat itu yang membuatku khawatir. Ada
seseorang di sini jika melihat matanya dan bersamanya aku tidak ingin pulang.
tapi aku sadar, engkau lebih dari segalanya. Rasa yang ada sekarang hanya candu
dan akan berakhir sesal. Tetapi engkau adalah cinta sampai aku kembali menghadap
Tuhan.
AKU DI SINI DAN KAU DI SANA KITA MEMANDANG
LANGIT YANG SAMA... (IBUKU SAYANG)