Seribu tanya menyerangku pag itu,
sungguh pusing menanggapi pertanyaan orang-orang. Kuputuskan untuk menuutup
mata menikmati kegelapan yang akan menghilangkan kepenatan.
Setelah mata kuterbuka kembali,
aku teringat dengan janji untuk menyelesaikan masalah seorang teman. Kucoba
menghubungiku nomor seseorang yang kuanggab bisa menyelesaikan masalah yang
menggrogoti. Awal percakapanku, kurasa
masalah ini bisa kulewati dengan kehadirannya, namun ternyata sebuah kalimat
terlontar dari bibirnya “ Di sini itu kita mempertahankan siri’. Dari sinilah saya meragukan siri dalam dirimu”. Mendengar itu,
saya tidak dapat berkata apa-apa untuk membela diriku.
“Jika kau tak percaya denganku,
siapa lagi yang mau percaya denganku. Sedang aku merasa kau akan percaya
denganku”
Untuk mengambil keputusan aku harus menanggung
semuanya. Kebencian orang di dekatku dan
yang jauh kurelakan. Yang jelas dia tetap
percaya dengan keputusan yang kuangggab baik. tapi ternyata dia juga sama. Sama seperti
orang yang mengatakan aku tidak bijak.
“aku
akan tutup mata dan telinga tentang tanggapan orang. Termasuk dia”
Sekarang, biarlah waktu mengalir, kepercayaan yang hilang
biarlah seperti itu. Aku harus berusaha menerima semuanya saja. termasuk saat
dia melihatku tak menjunjung budaya siri’.
0 komentar:
Posting Komentar